JIHAD
MAKALAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Hadist Ijtima’i
Dosen Pengampu : M Labib Syauqi.
S.Th M.A.
Disusun Oleh :
Ulum Maulani (1522103053)
Nur hidayati (1522103030)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehadiran agama
Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya
kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, Petunjuk-petunjuk agama
mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber
ajaranya, alqur’an dan hadist tampak ideal dan agung, Di dalam Al-qur’an dan
Hadist Allah memerintahkan berjihad untuk menegakkan syariat islam sebagaimana
yang telah di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Namun Allah
juga memerintahkan untuk saling mengasihi dan menghormati antar umat beragama,
jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama
Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai dengan garis
perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah
berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan
Allah, mensucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik
manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah
Allah di bumi.
Maka pemahaman akan arti jihad, pengaplikasian dan pengamalan jihad
harus benar-benar difahami agar tidak salah dalam melangkah sehingga pencatutan
jihad sebagai pembelaan atas perbuatan manusia tidak melulu dibenarkan.
B.
Rumusan Masalah
Melihat dari
pemaparan yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah yang penulis
kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian
jihad?
2.
Bagaimana
hukum serta macam-macam jihad?
C.
Tujuan
Bertolak pada rumusan masalah di atas, maka makalah ini memiliki
tujuan:
1.
Mendiskrisipkan
pengertian tentang jihad.
2.
Mendiskrisipkan
hukum serta macam macam jihad berdasarkan hukum Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Jihad
Jihad dari kata jahada berarti
mencurahkan segala kemampuaan (untuk tercapainya sesuatu yang diinginkan)
berjuang bersungguh - sungguh[1].
Firmannya
Allah memerintahkan.
وَجَاهِدُوا فِي
اللَّهِ حَقَّ جِهَادِه ِ الاية...
(Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya.
(QS Al-hajj : 78)
Dalam sebuah hadits nabi bersabda:
مَنْ
قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ
Artinya:
Siapa saja yang berperang dengan tujuan menjadikan kalimat Allah menjadi yang
paling tinggi, maka ia berada di jalan Allah. (Hadits Riwayat al-Bukhari).
Dalam hadits yang lain:
مَنْ
قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ
Artinya:
Siapa saja yang berperang dengan tujuan menjadikan kalimat Allah menjadi yang
paling tinggi, maka ia berada di jalan Allah. (Hadits Riwayat al-Bukhari).
Kata jihad
tidak selalu menunjukkan pada makna perang, atau perjuangan bersenjata, dari
catatan sejarah menyatakan bahwa perjuangan bersenjata baru dilakukan Nabi Saw
dan para sahabatnya setelah beliau dan para sahabat telah berhijrah ke madinah,
Maka demikian dapat disimpulkan bahwa jihad adalah segala upaya yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang sebagai manifestasi keimanan nya dalam rangka
tegaknya kebenaran dan terberantasnya kebatilan, baik dilakukan dengan jalan
perang maupun tanpa perang, yang dalam intinya jihad adalah perjuangan umat
islam di jalan allah dalam rangka tegaknya
amar–ma’ruf dan nahi–munkar.
Al-bajuri mendenifisikan jihad sebagai berikut[2]
الجهاد اي القتال
في سبيل الله ما خؤد من الجا هده و هي المقا تله لا قامت الدين وهدا هو الخهاد الاصغر
ام الجهاد الاكبر فهو مجا هده النفس فلد لك كا نا لنبى ص م يقو ل ادا رجع من الجهاد
رجعنا من الجهاد الا صغر الي الجهاد الاكبر
“jihad atau qital itu berarti perang dijalan allah
yang berasal dari kata al-mujahadah, yaitu perang untuk menegakkan agama dan
(pegertian) ini yang dinamakan jihad ashghar, sedangkan jihad ashghar adalah
jihad melawan hawa nafsu, mengingat sabda Nabi Muhammad Saw, ketika beliau baru
kembali dari medan perang “ kita baru kembali dari jihad ashghar menuju jihad
akbar”
B.
Dasar Jihad
Dasar jihad dalam al qur’an sudah disampaikan oleh Alloh
dalam surat al ankabut ayat 6.
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ
اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
(Dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya
jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS Al-Ankabut [29] : 6)
Juga dalam
surat attaubat ayat 41.
وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ
وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
..dan berjihadlah kamu dengan harta
dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui
Sementara dalam
hadis sangat banyak diceritakan seruan jihad seperti dalam sebuah hadist.
ان عبد اقدم فبايع رسول الله
فبايعه على الاسلام والجهاد, فقدم صاحبه, فاخبرانه
مولكه فاشتراه رسول الله منه بعبدين فكان بعد
دلك اذا اتاه من لايعرفه يبايعه ساله اهوامعلوك فان قال حر بايعه على الا سلام والجهاد
وان قل عبد با يعه على الاسلام دون الجهد
“Seorang hamba sehaya datang lalu
berbai’at kepada rasullah s.a.w, maka beliu pun membai’atnya atas islam dan
jihad, kemudian datang seorang sahabat
dan memberitahukan bahwa orang tersebut
miliknya, Rasullah SAW, lalu membelinya dengan dua orang hamba sehaya, sesudah
peristiwa itu apabila datang seorang yang tidak beliau kenal dan membai’atnya,
beliau bertanya dulu, apakah dia ‘merdeka’ beliau membai;atnya atas islam dan
jihat dan kalau berkata ‘hamba sehaya’ beliau membai’atnya atas islam tidak usah
jihad[3]”.
C. Syarat Jihad
Menurut Syaikh Abu
Syuja’ syarat-syarat jihad ada tujuh antar lain[4] :
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Laki-laki
6. Sehat
7. Kuat berperrang
D. Rukun Jihad
Masih menurut Syaikh
Abu Syuja’ rukun jihad antar lain[5]:
1. Tegas dan siap mati ketika menghadapi serangan musuh, karena Allah Ta’ala
mengharamkan Mujahid mundur dari serangan musuh.
2. Dzikir kepada Allah Ta’ala dengan hati dan lisan dalam rangka meminta
kekuatan Allah Ta’ala dengan ingat janji, ancaman, dukungan serta
pertolongan-Nya kepada wali-wali-Nya. Dengan dzikir seperti itu, hati menjadi
tegar dan semangat perang menjadi kuat.
3. Ta’at kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya dengan tidak melanggar perintah
keduanya dan meninggalkan larangan keduanya.
4. Tidak menimbulkan konflik ketika memasuki kancah perang, namun dengan satu
barisan yang tidak ada celah kosong didalamnya, hati yang menyatu, dan
badan-badan yang rapat seperti bangunan kokoh.
5. Sabar dan tetap dalam kesabaran, dan siap mati ketika memasuki kancah
perang hingga pertahanan musuh terbongkar dan barisan mereka terkalahkan.
E. Macam-Macam Jihad
Jihad dibagi menjadi
beberapa macam sesuai yang diamapikan oleh hadist dan Alquran diantanya :
1. Jihad Al-nafs
Jihad al-nafs ialah jihad dalam arti memerangi hawa nafsu, dalam islam
Jihad al-nafs dikatagorikan ke dalam jihad akbar, sebab Jihad al-nafs merupakan
awal dari segalabentuk jihad, termasuk ke dalam jihad al-nafs adalah memerangi
ketamakan, kezaliman, kesombongan, kebodohan, kemalasan, kemiskinan,
kemaksiatan, nafsu ingin dihormati, menghasut, dan buruk sangka.
Seperti dalam hadist
seusai pulang dari perang badar.
رجعتم من الجهاد الاصغر الى الجهاد الأكبر
فقيل وماجهاد الأكبر يارسول الله؟ فقال جهاد النفس
“Kalian semua pulang dari
sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lalu ditanyakan kepada
Rasulullah saw. Apakah pertempuran besar wahai Rasulullah? Rasul menjawab
"jihad (memerangi) hawa nafsu”
2.
Jihad Al-Mal
Jihad al-mal merupakan perpaduan jihad bi al-nafs dan jihad
bi al-amwal, jihad bil-nafs sama dengan al-qital (perang) , yaitu jihad atau
perjuangan dengan mengorbankan jiwa, jika diserang diusir atau diancam musuh
yang mengakibatkan terganggu atau hilangnya kebebasan beragama, sedangkan jihad
bil-amwal adalah perjuangan dengan (mengorbankan) demi kepentingan agama dan
masyarakat harta, jihad bil-amwal dapat berupa infak, sedekah, wakaf dan
sebagainya[6].
Firman allah
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ
وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun
berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan
Allah” (al-taubah : 41)
Dalam hadist yang
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan An-Nasa'i mengenai jihad harta dan benda :
مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً
فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ٠
"Barang siapa yang
membelanjakan hartanya di jalan Allah, baginya disediakan tujuh ratus lipat
harta yang dibelanjakannya itu".
Juga dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Enam, kecuali Malik mengenai salah satu macam jihad
harta benda dengan menyiapkan bekal bagi pejihad dan menafkahi keluarga :
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِيْ
سَبِيْلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا٬وَ مَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِيْ أَهْلِهِ غَزَا٠
"Barang siapa yang
mempersiapkan (bekal) orang yang hendak pergi ke medan jihad di jalan Allah,
berarti ia telah berjihad, dan barang siapa menanggung nafkah keluarga
seseorang yang sedang berperang, berarti ia telah berjihad dijalan Allah".
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jihad adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam. Jihad
dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah
atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai dengan garis
perjuangan para Rasul dan Al-Quran.
2. Islam selalu mengajak orang kepada perdamaian dan kerukunan. Islam tidak pernah
mengizinkan seseorang untuk memerangi siapa pun yang tidak bersalah. Namun
dalam kondisi dimana umat Islam diperangi, maka Islam pun mengenal peperangan
melawan kebatilan dengan melakukan kontak senjata.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Alhusaini, Imam Taqiyuddin Abu Bakar. 2003. kifatul akhyar.
cet ketiga.
Surabaya:Bina Imam.
Saleh hasan. 2004. kajian fiqih & fiqih konterporer. Jakarta : It
Raja Grafindo Persada.
Anas, Imam malik ibnu. 1999. Al-muawatta. Cet kedua jakarta: pt raja
grafindo persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar